Pages

Senin, 18 Juni 2012

Review Tema Tugas Visit Jateng 2013

Visit Jateng 2013 merupakan program Pemerintah dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Program ini dicanangkan pada tahun 2013 sebagai ajang promosi dan mengenalkan kebudayaan Jawa Tengah kepada publik di Indonesia maupun mancanegara. Objek wisata di Jawa Tengah memang masih dalam perkembangan dan pembangunan namun hal tersebut tidak menghalangi niat pemerintah Jawa Tengah untuk menjadikan propinsi ini maju dalam sektor pariwisata. Selain pengembangan pariwisata, Pemerintah juga berharap agar dengan program Visit Jateng 2013 ini dapat menggerakan sektor ekonomi, sosial dan melestarikan budaya Jawa Tengah.
            Dalam tugas besar mata kuliah Teknik Komunikasi kelompok 6 kelas A mengambil tema ini sebagai acuan dalam pembuatan film. Tempat-tempat yang dijadikan syuting film ini adalah kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah. Objek-objek wisata di kota Semarang adalah sebagai berikut :
Sam Po Kong 
Lawang Sewu


Pantai Marina 
Kawasan Kota Lama

Taman Maerokoco

Dengan demikian Kami berharap agar objek wisata di Jawa Tengah dan kota Semarang khususnya menjadi lebih baik dan berkembang seiring dengan majunya pembangunan yang ada di Indonesia.
»»  READMORE...

Kritik dan Saran untuk matakuliah Teknik Komunikasi


Mata kuliah Teknik Komunikasi adalah mata kuliah yang saya senangi, sehingga untuk kritik sara rasa tidak ada. Untuk saran bagi matakuliah Teknik Komunikasi ada beberapa antara lain:
·         Mempertahankan metode pembelajaran ini
·         Untuk lebih baiknya teknik komunikasi disampaikan secara lebih interaktif lagi
·         Membuat Metode panyampaian kuliah yang baru dan lebih menarik
·         Sebaiknya melakukan inovasi dalam memberikan tugas besar
  
»»  READMORE...

Perjalanan Menuju Tugas Besar


Tugas besar membuat film ini dikerjakan secara kelompok. Saya masuk kedalam kelompok 6 bersama Muhammad felic Vidie, Jurike Wirarendri, Hendy Viandra Reza, Ilman Nafi’aa, Tia Adelia, Febrina Sri Arta, Clara Aprilia S, dan Siti Handayani.  Untuk membuat tugas ini kami bersembilan membagi tugas secara merata. Komponen pokok dalam tugas besar ada 3 yaitu naskah, film, poster  dan blog kelompok serta laporan. Hal yang dahulu dilakukan adalah menuntukan tema yaitu Visit Jateng, yang dilanjutkan dengan membuat naskah film. Ide naskah ini berasal dari saya dan dikembangkan oleh siti handayani. Naskah yang kami buat mengangkat judul “ Kejar Semarang”. Naskah ini berceritakan tentang perjalanan sepasang kekasih yang hampir putus dengan jin jawa berkeliling kota semarang.  Setelah naskah selesai hal yang selanjutnya dilakukan adalah membuat rancangan poster yang dikerjakan oleh Febrina Sri Arta. Setelah itu kami membuat blog kelompok yang dirancang oleh Hendy Viandra Reza.
            Setelah naskah, poster dan blog dirancang langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun laporan yang disusun oleh Ilman Nafi’aa, Tia Adelia, dan Clara Aprilia. Dalam laporan ini berisikan naskah film, rancangan poster, dan rancangan blog kelompok. Setalah naskah dan poster jadi, kami mengasistensikannya ke dosen pembimbing. Setelah naskah mendapat asistensi dari dosen pembimbing kamipun mulai syuting.  Dalam proses syuting kami mengalami suka maupun duka secara bersama-sama. dalam film ini saya berperan sebagai seorang jin jawa yang memakai batik dan jarik. disini saya membantu 2 pasang kekasih yang hampir putus dengan mengajaknya jalan-jalan berkeliling kota semarang. mulai dari sampokong, tugu muda, lawang sewu, tempat oleh-oleh, kota lama, dan maerokoco. di film ini saya berwatak agak gokil dan suka membantu. Kemudian hasil syuting masuk ke dapur editing dimana dikerjakan oleh saya, Maulana Felic, Jurike dan hendy Viandra.  Proses editingpun memakan waktu sekitar 3 minggu. Setelah film dan poster sudah fix hal yang dilakukan selanjutnya membuat leaflet, kofer cd dan katalog film yang dikerjakan secara bersama-sama.  Setelah selesai kamipun mempresentasikannya di depan teman-teman sekelas pada hari selasa tanggal 19 juni 2012.
»»  READMORE...

Jumat, 01 Juni 2012

Makalahku

 MAKALAH
ATAP HIJAU SEBAGAI ALTERNATIF MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Komunikasi



Disusun oleh
Nama          : Muharar Ramadhan
NIM                        : 21040111130083 


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012


KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan inayah-Nya serta sholawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Penulisan Makalah “Atap Hijau sebagai Alternatif Mengurangi Pemanasan Global” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
          Atas terselesaikannya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap isi dan hal-hal yang terkadung di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pribadi khususnya dan para pembaca yang berada di negeri ini, Amien.


                                                                             Semarang, 27 Mei 2012
         

                                                                                        Penulis
                                                                            



BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Di Zaman modern ini banyak merebak isu-isu yang tidak mengenakkan, salah satunya adalah isu global warming. Global warming ini muncul akibal dari dampak revolusi industri yang menjangkiti manusia. Hal ini terbukti bahwa cara kerja manusia sekarang sudah berubah dari yang Konvensional berubah menjadi modern. Kemudian ekspansi usaha yang  dilakukan pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi  dengan skala besar dengan tanpa mempedulikan akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya semakin mendukung terjadinya pemanasan global.
Berbagai permasalahan lingkungan global dan isu keberlanjutan (sustainabilityissue) yang dalam dua dekade terakhir marak dibicarakan dalam forum-forum internasional telah berimplikasi luas dalam banyak bidang kehidupan, tak terkecuali bagi paradigma pembangunan kota (Roychansyah, 2006). Negara eropa yang dulunya melakukan revolusi industri secara besar-besaranpun sekarang mulai melakukan pembangunan yang mengarang kepada sutainability atau keberlanjutan. Untuk merealisasikannya mereka mengacu pada beberapa paradigma yang ada saat ini, diantaranya adalah paradigma Compact city (kota kompak), healty city (kota sehat) dan green city (kota ekologis). Dapat dilihat jika ketiga paradigma tersebut sangat ideal untuk menciptakan kota masa depan yang berkelanjutan.
Dalam proses menuju  kota masa depan yang berkelanjutan, mereka tersendat pada paradigma tentang green city (kota ekologis). Hal ini diakibatkan karena lahan hijau yang ada telah dialih fungsikan menjadi lahan beton yang diangap menjadi kemajuan kota. Padaha dengan lahan hijau ini merupakan komponen utama dalam menanggulangi masalah pemanasan global. Untuk itu perlu diadakan suatu terobosan baru guna mengatasi masalah-masalah yang terjadi untuk menciptakan  suatu kota masa depan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi penghuninya. Karena jika hal ini tidak dipikirkan mulai sekarang maka secara perlahan lahan isu pemanasan global ini dapat memusnahkan seluruh penghuni permukaan bumi dan kota masa depan yang diharapkan tidak akan terealisasikan. Terobosan baru yang dapat mengatasi isu pemanasan global ini adalah dengan munggunakan atap hijau.

Rumusan masalah
            Dari latar belakang diatas dapat diketahui pemanasan global dapat mengancam kehidupan mahluk hidup dan lahan hijau yang digunkan untuk mengatasi pemanasan global telah berubah fungsi menjadi lahan beton. Oleh karena itu terdapat sebuah pertanyaan “Bagaimana cara mengurangi pemanasan global dengan atap hijau ?”. Dengan makalah inilah hal itu dapat dijawab yakni antara lain dengan :
1.      Jenis atap hijau
2.      Teknik pembuatan atap hijau

Tujuan dan manfaat
            Adapun tujuan dan manfaat dalam melakukan upaya-upaya mengurangi pemanasan global dengan atap hijau antara lain :
1.      Mengurangi hawa panas yang terjadi saat siang hari
2.      Mengurangi polusi udara yang terjadi di perkotaan
3.      Menjadikan kota yang sejuk
4.      Menjadikan kota sebagai sumber oksigen
5.      Menciptakan suatu habitat



BAB II
ISI

            Atap hijau merupakan terobosan baru yang dirasa efektif untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Atap hijau disini bukan berarti atap yang berwarna hijau tetapi diartikan sebagai taman atap atau taman yang berada di atas atap, jadi atap yang kita miliki dirubah menjadi media tanam. Taman yang didesain dan dibuat tersebut bukan hanya merupakan taman hijau biasa (pasif), namun taman aktif sebagaimana taman di darat. Artinya dapat menghadirkan suatu ekosistim hijau buatan dengan fungsi hampir mendekati kemampuan taman di darat. Rekayasa teknologi ini melibatkan berbagai aspek ilmu seperti ahli pertanian, ahli lingkungan, arsitek, ahli bangunan sipil, listrik dan sebagainya. (Ellisa, Evawani. Kompas 2007)
Sebenarnya Teknologi taman atap atau atap hijau pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia (www.efbgreenroof.eu). Dengan ini dapat diperkirakan jika 10% bangunan di jerman telah memiliki taman atap. Selain Jerman, Austria (kota Linz) telah mengembangkan proyek taman atap sejak tahun 1983, demikian juga dengan Swiss yang mulai intensif mengembangkan taman atap sejak tahun 1990. Di Inggris, pemerintah kota London dan Sheffield bahkan telah membuat kebijakan khusus mengenai pengembangan  taman atap. Pengembangan taman atap juga populer di Amerika meskipun tidak seintensif di Eropa. Di Amerika konsep taman atap pertama kali dikembangkan di Chicago, kemudian menjadi populer di Atlanta, Portland, Washington, dan New York (Wikipedia, 2008).
            Selain di Eropa, di beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea, Hongkong, China, dan Singapura merupakan penggiat dalam proyek-proyek taman atap. Beberapa contoh proyek pengembangan taman atap yang sukses adalah Flying Green Project (Tokyo dan Hong Kong), Skyrise Greening Project (Singapura), Ecoroof Project (Berlin), Green Roof Project (New York dan Washington) (Joga,2008). Dengan adanya atap hijau dapat menambah proporsi RTH di setiap kawasan kota, sehingga ancaman akan pemanasan globalpun dapat dikurangi.

Jenis – Jenis Atap Hijau
Atap hijau atau taman atap dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
1.      Taman Atap Ekstensif (Extensive Green Roof)
Taman atap jenis ini membutuhkan biaya perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah) yang dangkal, dan tanaman yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Taman atap ini mempunyai skala bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap rumah, teras, atau dinding.
2.      Taman Atap Semi Ekstensif (Semi-Extensive Green Roof)
Taman atap ini mempunyai kedalaman media tanam (tanah) yang lebih dibandingkan taman atap ekstensif, mampu menampung sejumlah besar jenis tanaman dan lebih dekoratif. Taman atap ini membutuhkan struktur bangunan yang lebih kuat dan berat. Untuk itu diperlukan perencanaan yang tepat untuk membangun taman jenis ini.
3.      Taman Atap Intensif (Intensive Green Roof)
Taman atap ini mempunyai ukuran yang luas dengan struktur bangunan yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai jenis tanaman baik kecil maupun besar (pohon). Taman atap jenis ini banyak digunakan pada bangunan-bangunan besar (pencakar langit) serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.

Hal Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Atap Hijau
            Sebelum masuk ke teknik pembuatan atap hijau ada hal hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
a.      Waterproofing
Waterproofing adalah Suatu cara yang diterapkan ke daerah-daerah penanaman untuk mencegah air dan akar merusak atap. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah lapisan dasar, atap membran (liner kolam atau liner butil), filter lembar, selimut lapisan kelembaban dan drainase ke permukaan atap. Biarkan lembaran untuk di overlap satu sama lain untuk mencegah kebocoran. Periksa bahwa drainase atap bekerja dengan benar. Sebuah drainase tersumbat dapat menyebabkan air meluap, yang dapat merusak atap.
b.      Mempersiapkan daerah penanaman
Mempersiapkan daerah penanaman dapat dilakukan dengan membuat tempat tidur tanam dengan les atau framing; ini akan menjaga tanah agar tidak mengalir selama hujan lebat. Selain itu dapat juga dengan membuat bingkai yang minimal 4 inci lebih tinggi dari lapisan atas tanah. Misalnya, jika  menambahkan 20 inci tanah, maka tinggi frame harus 24 inci. Tempat tidur tanam digunakan untuk menanam tanaman yang lebih kecil seperti sayuran dan bunga-bunga yang tidak tumbuh besar. Menggunakan wadah seperti pot dan perkebunan sangat ideal untuk pohon dan tanaman dengan akar lebih besar atau invasif. Tambahkan windbreaks tahan lama terbuat dari pagar dan teralis untuk mencegah angin kuat dari merusak tanaman.
c.       Menambahkan Irigasi
Untuk menjaga keberlanjutan atap hijau hal yang perlu dilakukan adalah Memasang sistem penyimpanan air atau sistem penyiraman air otomatis untuk  lebih mudah menyirami taman atap secara berkala. Memilih sistem irigasi tetes bukan alat penyiram untuk membantu menyelamatkan air dengan membatasi aliran air. Cara lain untuk menghemat waktu dan uang adalah dengan membuat reservoir air untuk mengumpulkan air hujan.
d.      Pemilihan Tanaman
Untuk membuat atap hijau atau taman atap pilihlah tanaman yang dapat menahan unsur-unsur kasar. Tanaman yang tahan dengan kekeringan sangat ideal untuk taman atap karena mereka dapat bertahan lama tanpa penyiraman setiap hari. Karena taman atap memiliki risiko yang lebih tinggi dengan sinar matahari langsung daripada taman yang biasa ditanam di permukaan tanah. Lumut, sedum, rumput hias, bunga liar, pohon-pohon palem, bambu dan agaves adalah contoh tanaman yang baik di atas atap. Untuk atap bertingkat tinggi, tanaman yang cocok adalah tanaman tumbuh di dataran tinggi seperti sumac, juniper dan Yarrow

Teknik Pembuatan Atap Hijau
Teknik yang dapat dipakai dalam pembuatan atap hijau adalah :
1.                  Container Gardening
Teknik pembuatan atap hijau yang dilakukan dengan menanam tanaman menggunakan pot, polibag, barang-barang bekas (ban, jerigen, drum, bak dan lain-lain ). Teknik ini lebih mudah digunakan karena tinggal menata kontainer ke atap gedung. Tanaman yang dapat ditanam mulai dari jenis rerumputan, sayur-sayuran, buah-buahan, pohon hias, dan rimpang-rimpangan.
2.                  Kombinasi Container Gardening dengan Pilar Gardening
Teknik pembuatan yang menggunakan tiang- tiang dan kawat untuk merambatkan tanaman dapat dipakai dengan dikombinasikan dengan teknik Container Gardening. Kelebihan teknik ini bisa di pakai sebagai atap daun untuk mengurangi terik matahari diatap gedung. Dibawahnya ditanam tanaman lain dalam kontainer yang lebih pendek daripada tiang di dekatnya. Teknik ini lebih membutuhkan biaya karena harus membangun tiang-tiang penyangga serta membuat tempat perambatan tanaman. Tanaman yang dapat dipilih tentu saja tanaman yang merambat dan tahan panas. Sementara tanaman pada kontainer dibawahnya lebih bisa dipilih tanaman yang tidak terlalu tahan panas.
3.                  Penanaman Langsung
Menurut Arsitek Irfan Hidayat,tahap pertama ialah memastikan atap dak beton dalam kondisi baik serta siap diberi beban tambahan berupa tanah, kerikil dan pasir. Lalu tahap selanjutnya, tambahkan lapisan waterproofing untuk menghindari kebocoran pada atap beton.Selanjutnya, susunlah bata secara berderet dengan jarak antar bata 3 sentimeter. Fungsi jarak antar bata ini untuk menjaga agar saat musim hujan tiba, air yang mengalir mudah menuju saluran pembuangan.
Pasang sub base yang merupakan campuran batu dan ijuk. Tebalnya kira-kira 5 sentimeter. Gunanya, kerikil dan ijuk berfungsi menyaring tanah agar tak ikut masuk ke saluran pembuangan terbawa air hujan. Setelah sub base, lapisi dengan pasir yang berfungsi membantu sistem drainase. Sesudah lapisan pasir rata, tambahkan campuran tanah merah dan kompos dengan ketebalan 7-10 sentimeter. Ketebalan tanah diukur dari jenis tanaman apa yang akan anda tanam di atap. Pilihlah yang kuat dengan pancaran sinar matahari, tahan terhadap pasokan air yang jarang, juga tak banyak akarnya.  
Gambar Komponen teknik atap hijau
Pembuatan seperti ini butuh biaya yang sangat besar untuk perawatannya lebih lanjut. Teknik ini merupakan yang terbaik untuk mengurangi pemanasan global karena dengan teknik ini pohon besar pun dapat ditanam di puncak gedung asalkan konstruksi gedung mampu menahannya. Bahkan kita dapat membuat hutan buatan diatap gedung. Karena pada prinsipnya pepohonan yang terbaik untuk mengurangi pemanasan global. Tanaman yang dipilih bisa berupa pohon, buah-buahan, sayuran, maupun rumput-rumputan.
4.                  Hidroponik
Teknik pembuatan atap hijau dengan hidroponik cocok dilakukan jika tidak butuh tanah yang banyak. Tetapi kendalanya antara lain: air dan suhu yang ekstrem di puncak gedung yang mengakibatkan media air sangat mudah menguap sehingga teknik ini hanya bisa digunakan pada gedung yang tidak terlalu tinggi. Selain itu tanaman yang dapat dipilih hanya tanaman kecil yang tidak terlalu menghisap CO2 dan jenis tanaman yang suka air. Oleh karena itu teknik ini merupakan pilihan terakhir dalam membuat atap hijau
             
Manfaat  Atap Hijau
Manfaat atap hijau tentunya dapat mengurangi pemanasan global. Selain itu adalah meningkatkan nilai esetika, dan mengurangi iklim panas di kota besar. Jika atap hijau diaplikasikan pada gedung-gedung tinggi hal ini dapat menurunkan temperatur di kota tersebut. Nah, efeknya, karena gedung menjadi lebih teduh dan sejuk, maka penggunaan air conditioner pun menurun dan penggunaan energi dapat dikurangi juga. Selain itu, atap hijau dapat meredam suara. Hal ini sangat efektif apabila lokasi gedung tersebut dekat dengan sumber-sumber kebisingan seperti dekat dengan bandara, jalur kereta, atau pusat industri berat. Keuntungan lain yang bisa didapat dari atap hijau ini selain iklim di gedung yang lebih sejuk, kita juga bisa menyediakan sebuah habitat untuk mahluk hidup lainnya, seperti burung atau kupu-kupu.



 BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Isu pemanasan global dapat mengancam kelangsungan hidup mahluk hidup di bumi. Tetapi hal itu dapat di kurangi dengan menggunakan teknik atap hijau. Atap hijau memiliki beberapa jenis antara lain :
1.      Atap hijau ekstensif
2.      Atap hijau semi ekstensif
3.      Atap hijau intensif
Dalam pembuatan atap hijau harus memperhatikan beberapa hal seperti Waterprofing, mempersiapkan daerah penanaman, menambahkan irigasi dan pemilihan tanaman. Teknik pembuatan atap hijau ada 4 yaitu :
1.      Container gardening
2.      Hidroponik
3.      Kombinasi container gardening dan pilar gardening
4.      Penanaman langsung
Dengan menggunakan atap hijau ini dapatmengurangi pemanasan global tentunya. Selain itu  menambah nilai estetika, mengurangi penggunaan energi, mengurangi hawa panas di perkotaan, membuat iklim gedung menjadi sejuk dan menciptakan habitat hewan seperti kupu-kupu atau burung.

Saran
1.      Pemerintah kota sebaiknya mulai mencanangkan program atap hijau untuk mengurangi efek pemanasan global
2.      Setiap pemilik gedung atau bangunan sebaiknya menerapkan atap hijau



DAFTAR PUSTAKA

http://bumihijaumu.org/atap-hijau-salah-satu-cara-‘menghijaukan’-kota/ “Atap
Hijau, Salah Satu Cara ‘Menghijaukan’ Kota”
http://www.idealternatif.blogspot.com/ “Taman di Atap Gedung sebagai Alternatif Mengurangi Global Warming”
http://properti.kompas.com. 2011. “Tahap-Tahap Membuat Taman Atap”. Diunduh pada hari Minggu, 27 Mei 2012
          
»»  READMORE...