MAKALAH
ATAP HIJAU SEBAGAI ALTERNATIF MENGURANGI
PEMANASAN GLOBAL
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Komunikasi
Disusun
oleh
Nama
: Muharar Ramadhan
NIM : 21040111130083
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan inayah-Nya
serta sholawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga
Penulisan Makalah “Atap Hijau sebagai Alternatif Mengurangi Pemanasan Global”
ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Atas terselesaikannya makalah ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis berharap isi dan hal-hal yang terkadung di
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pribadi khususnya dan para pembaca yang
berada di negeri ini, Amien.
Semarang,
27 Mei 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Di
Zaman modern ini banyak merebak isu-isu yang tidak mengenakkan, salah satunya
adalah isu global warming. Global warming ini muncul akibal dari dampak
revolusi industri yang menjangkiti manusia. Hal ini terbukti bahwa cara kerja
manusia sekarang sudah berubah dari yang Konvensional berubah menjadi modern.
Kemudian ekspansi usaha yang dilakukan
pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan skala besar dengan tanpa mempedulikan
akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya semakin mendukung
terjadinya pemanasan global.
Berbagai permasalahan lingkungan global dan isu
keberlanjutan (sustainabilityissue) yang dalam dua dekade terakhir marak
dibicarakan dalam forum-forum internasional telah berimplikasi luas dalam banyak
bidang kehidupan, tak terkecuali bagi paradigma pembangunan kota (Roychansyah,
2006). Negara eropa yang dulunya
melakukan revolusi industri secara besar-besaranpun sekarang mulai melakukan
pembangunan yang mengarang kepada sutainability
atau keberlanjutan. Untuk merealisasikannya mereka mengacu pada beberapa
paradigma yang ada saat ini, diantaranya adalah paradigma Compact city (kota kompak), healty city (kota sehat) dan green city
(kota ekologis). Dapat dilihat jika ketiga paradigma tersebut sangat ideal
untuk menciptakan kota masa depan yang berkelanjutan.
Dalam proses menuju
kota masa depan yang berkelanjutan, mereka tersendat pada paradigma
tentang green city (kota ekologis).
Hal ini diakibatkan karena lahan hijau yang ada telah dialih fungsikan menjadi
lahan beton yang diangap menjadi kemajuan kota. Padaha dengan lahan hijau ini
merupakan komponen utama dalam menanggulangi masalah pemanasan global. Untuk
itu perlu diadakan suatu terobosan baru guna mengatasi masalah-masalah yang
terjadi untuk menciptakan suatu kota
masa depan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi penghuninya. Karena jika hal
ini tidak dipikirkan mulai sekarang maka secara perlahan lahan isu pemanasan
global ini dapat memusnahkan seluruh penghuni permukaan bumi dan kota masa
depan yang diharapkan tidak akan terealisasikan. Terobosan baru yang dapat
mengatasi isu pemanasan global ini adalah dengan munggunakan atap hijau.
Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat
diketahui pemanasan global dapat mengancam kehidupan mahluk hidup dan lahan
hijau yang digunkan untuk mengatasi pemanasan global telah berubah fungsi
menjadi lahan beton. Oleh karena itu terdapat sebuah pertanyaan “Bagaimana cara
mengurangi pemanasan global dengan atap hijau ?”. Dengan makalah inilah hal itu
dapat dijawab yakni antara lain dengan :
1. Jenis
atap hijau
2. Teknik
pembuatan atap hijau
Tujuan dan manfaat
Adapun
tujuan dan manfaat dalam melakukan upaya-upaya mengurangi pemanasan global
dengan atap hijau antara lain :
1. Mengurangi
hawa panas yang terjadi saat siang hari
2. Mengurangi
polusi udara yang terjadi di perkotaan
3. Menjadikan
kota yang sejuk
4. Menjadikan
kota sebagai sumber oksigen
5. Menciptakan
suatu habitat
BAB II
ISI
Atap hijau merupakan terobosan
baru yang dirasa efektif untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi
belakangan ini. Atap hijau disini bukan berarti atap yang berwarna hijau tetapi
diartikan sebagai taman atap atau taman yang berada di atas atap, jadi atap
yang kita miliki dirubah menjadi media tanam. Taman yang didesain dan dibuat tersebut bukan hanya merupakan taman hijau
biasa (pasif), namun taman aktif sebagaimana taman di darat. Artinya dapat
menghadirkan suatu ekosistim hijau buatan dengan fungsi hampir mendekati
kemampuan taman di darat. Rekayasa
teknologi ini melibatkan
berbagai aspek ilmu seperti ahli pertanian, ahli lingkungan, arsitek, ahli bangunan sipil, listrik
dan sebagainya. (Ellisa, Evawani. Kompas 2007)
Sebenarnya Teknologi taman atap atau atap hijau
pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang selanjutnya
menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria
Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia (www.efbgreenroof.eu).
Dengan ini dapat diperkirakan jika 10% bangunan di jerman telah memiliki taman
atap. Selain Jerman, Austria (kota Linz) telah mengembangkan proyek taman atap
sejak tahun 1983, demikian juga dengan Swiss yang mulai intensif mengembangkan
taman atap sejak tahun 1990. Di Inggris, pemerintah kota London dan Sheffield
bahkan telah membuat kebijakan khusus mengenai pengembangan taman atap. Pengembangan taman atap juga
populer di Amerika meskipun tidak seintensif di Eropa. Di Amerika konsep taman
atap pertama kali dikembangkan di Chicago, kemudian menjadi populer di Atlanta,
Portland, Washington, dan New York (Wikipedia, 2008).
Selain di Eropa, di beberapa negara
di Asia seperti Jepang, Korea, Hongkong, China, dan Singapura merupakan
penggiat dalam proyek-proyek taman atap. Beberapa contoh proyek pengembangan
taman atap yang sukses adalah Flying Green Project (Tokyo dan
Hong Kong), Skyrise Greening Project (Singapura), Ecoroof Project (Berlin),
Green Roof Project (New York dan Washington) (Joga,2008). Dengan adanya
atap hijau dapat menambah proporsi RTH di setiap kawasan kota, sehingga ancaman
akan pemanasan globalpun dapat dikurangi.
Jenis – Jenis
Atap Hijau
Atap
hijau atau taman atap dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
1. Taman
Atap Ekstensif (Extensive Green Roof)
Taman atap jenis ini membutuhkan biaya
perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah) yang dangkal, dan tanaman yang
digunakan adalah tanaman hias ringan. Taman atap ini mempunyai skala bangunan
yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah yang tidak
terlalu luas seperti garasi, atap rumah, teras, atau dinding.
2. Taman
Atap Semi Ekstensif (Semi-Extensive Green Roof)
Taman atap ini mempunyai kedalaman media
tanam (tanah) yang lebih dibandingkan taman atap ekstensif, mampu menampung
sejumlah besar jenis tanaman dan lebih dekoratif. Taman atap ini membutuhkan
struktur bangunan yang lebih kuat dan berat. Untuk itu diperlukan perencanaan
yang tepat untuk membangun taman jenis ini.
3. Taman
Atap Intensif (Intensive Green Roof)
Taman atap ini mempunyai ukuran yang
luas dengan struktur bangunan yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai
jenis tanaman baik kecil maupun besar (pohon). Taman atap jenis ini banyak
digunakan pada bangunan-bangunan besar (pencakar langit) serta dapat
dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.
Hal
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Atap Hijau
Sebelum masuk ke teknik pembuatan atap hijau ada hal hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah:
a.
Waterproofing
Waterproofing
adalah Suatu cara yang diterapkan ke daerah-daerah penanaman untuk mencegah air
dan akar merusak atap. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah lapisan dasar,
atap membran (liner kolam atau liner butil), filter lembar, selimut lapisan
kelembaban dan drainase ke permukaan atap. Biarkan lembaran untuk di overlap
satu sama lain untuk mencegah kebocoran. Periksa bahwa drainase atap bekerja
dengan benar. Sebuah drainase tersumbat dapat menyebabkan air meluap, yang
dapat merusak atap.
b. Mempersiapkan
daerah penanaman
Mempersiapkan
daerah penanaman dapat dilakukan dengan membuat tempat tidur tanam dengan les
atau framing; ini akan menjaga tanah agar tidak mengalir selama hujan lebat. Selain
itu dapat juga dengan membuat bingkai yang minimal 4 inci lebih tinggi dari
lapisan atas tanah. Misalnya, jika menambahkan 20 inci tanah, maka tinggi frame
harus 24 inci. Tempat tidur tanam digunakan untuk menanam tanaman yang lebih
kecil seperti sayuran dan bunga-bunga yang tidak tumbuh besar. Menggunakan
wadah seperti pot dan perkebunan sangat ideal untuk pohon dan tanaman dengan
akar lebih besar atau invasif. Tambahkan windbreaks tahan lama terbuat dari
pagar dan teralis untuk mencegah angin kuat dari merusak tanaman.
c. Menambahkan
Irigasi
Untuk
menjaga keberlanjutan atap hijau hal yang perlu dilakukan adalah Memasang
sistem penyimpanan air atau sistem penyiraman air otomatis untuk lebih mudah menyirami taman atap secara
berkala. Memilih sistem irigasi tetes bukan alat penyiram untuk membantu
menyelamatkan air dengan membatasi aliran air. Cara lain untuk menghemat waktu
dan uang adalah dengan membuat reservoir air untuk mengumpulkan air hujan.
d. Pemilihan
Tanaman
Untuk
membuat atap hijau atau taman atap pilihlah tanaman yang dapat menahan
unsur-unsur kasar. Tanaman yang tahan dengan kekeringan sangat ideal untuk taman
atap karena mereka dapat bertahan lama tanpa penyiraman setiap hari. Karena taman
atap memiliki risiko yang lebih tinggi dengan sinar matahari langsung daripada
taman yang biasa ditanam di permukaan tanah. Lumut, sedum, rumput hias, bunga
liar, pohon-pohon palem, bambu dan agaves adalah contoh tanaman yang baik di
atas atap. Untuk atap bertingkat tinggi, tanaman yang cocok adalah tanaman tumbuh
di dataran tinggi seperti sumac, juniper dan Yarrow
Teknik
Pembuatan Atap Hijau
Teknik yang dapat dipakai dalam pembuatan atap hijau adalah
:
1.
Container Gardening
Teknik pembuatan atap hijau yang
dilakukan dengan menanam tanaman menggunakan pot, polibag, barang-barang bekas
(ban, jerigen, drum, bak dan lain-lain ). Teknik ini lebih mudah
digunakan karena tinggal menata kontainer ke atap gedung. Tanaman yang
dapat ditanam mulai dari jenis rerumputan, sayur-sayuran, buah-buahan, pohon
hias, dan rimpang-rimpangan.
2.
Kombinasi Container Gardening dengan Pilar Gardening
Teknik pembuatan yang menggunakan
tiang- tiang dan kawat untuk merambatkan tanaman dapat dipakai dengan
dikombinasikan dengan teknik Container Gardening. Kelebihan teknik ini bisa di
pakai sebagai atap daun untuk mengurangi terik matahari diatap gedung.
Dibawahnya ditanam tanaman lain dalam kontainer yang lebih pendek daripada
tiang di dekatnya. Teknik ini lebih membutuhkan biaya karena harus membangun
tiang-tiang penyangga serta membuat tempat perambatan tanaman. Tanaman yang
dapat dipilih tentu saja tanaman yang merambat dan tahan panas. Sementara
tanaman pada kontainer dibawahnya lebih bisa dipilih tanaman yang tidak terlalu
tahan panas.
3.
Penanaman Langsung
Menurut Arsitek Irfan Hidayat,tahap
pertama ialah memastikan atap dak beton dalam kondisi baik serta siap diberi
beban tambahan berupa tanah, kerikil dan pasir. Lalu tahap selanjutnya,
tambahkan lapisan waterproofing untuk menghindari kebocoran pada atap beton.Selanjutnya,
susunlah bata secara berderet dengan jarak antar bata 3 sentimeter. Fungsi
jarak antar bata ini untuk menjaga agar saat musim hujan tiba, air yang
mengalir mudah menuju saluran pembuangan.
Pasang sub base yang merupakan
campuran batu dan ijuk. Tebalnya kira-kira 5 sentimeter. Gunanya, kerikil dan
ijuk berfungsi menyaring tanah agar tak ikut masuk ke saluran pembuangan
terbawa air hujan. Setelah sub base, lapisi dengan pasir yang berfungsi
membantu sistem drainase. Sesudah lapisan pasir rata, tambahkan campuran tanah
merah dan kompos dengan ketebalan 7-10 sentimeter. Ketebalan tanah diukur dari
jenis tanaman apa yang akan anda tanam di atap. Pilihlah yang kuat dengan
pancaran sinar matahari, tahan terhadap pasokan air yang jarang, juga tak banyak
akarnya.
Gambar
Komponen teknik atap hijau
Pembuatan seperti ini butuh biaya
yang sangat besar untuk perawatannya lebih lanjut. Teknik ini merupakan yang
terbaik untuk mengurangi pemanasan global karena dengan teknik ini pohon besar
pun dapat ditanam di puncak gedung asalkan konstruksi gedung mampu menahannya.
Bahkan kita dapat membuat hutan buatan diatap gedung. Karena pada prinsipnya
pepohonan yang terbaik untuk mengurangi pemanasan global. Tanaman yang dipilih
bisa berupa pohon, buah-buahan, sayuran, maupun rumput-rumputan.
4.
Hidroponik
Teknik pembuatan atap hijau dengan
hidroponik cocok dilakukan jika tidak butuh tanah yang banyak. Tetapi
kendalanya antara lain: air dan suhu yang ekstrem di puncak gedung yang
mengakibatkan media air sangat mudah menguap sehingga teknik ini hanya bisa
digunakan pada gedung yang tidak terlalu tinggi. Selain itu tanaman yang dapat
dipilih hanya tanaman kecil yang tidak terlalu menghisap CO2 dan jenis tanaman
yang suka air. Oleh karena itu teknik ini merupakan pilihan terakhir dalam
membuat atap hijau
Manfaat Atap
Hijau
Manfaat atap hijau tentunya dapat mengurangi pemanasan
global. Selain itu adalah meningkatkan nilai esetika, dan mengurangi iklim panas di kota besar.
Jika atap hijau diaplikasikan pada gedung-gedung tinggi hal ini dapat
menurunkan temperatur di kota tersebut. Nah, efeknya, karena gedung menjadi
lebih teduh dan sejuk, maka penggunaan air conditioner pun menurun dan
penggunaan energi dapat dikurangi juga. Selain itu, atap hijau dapat meredam
suara. Hal ini sangat efektif apabila lokasi gedung tersebut dekat dengan
sumber-sumber kebisingan seperti dekat dengan bandara, jalur kereta, atau pusat
industri berat. Keuntungan lain yang bisa didapat dari atap hijau ini selain
iklim di gedung yang lebih sejuk, kita juga bisa menyediakan sebuah habitat
untuk mahluk hidup lainnya, seperti burung atau kupu-kupu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Isu
pemanasan global dapat mengancam kelangsungan hidup mahluk hidup di bumi.
Tetapi hal itu dapat di kurangi dengan menggunakan teknik atap hijau. Atap
hijau memiliki beberapa jenis antara lain :
1. Atap
hijau ekstensif
2. Atap
hijau semi ekstensif
3. Atap
hijau intensif
Dalam
pembuatan atap hijau harus memperhatikan beberapa hal seperti Waterprofing, mempersiapkan
daerah penanaman, menambahkan irigasi dan pemilihan tanaman. Teknik pembuatan
atap hijau ada 4 yaitu :
1. Container
gardening
2. Hidroponik
3. Kombinasi
container gardening dan pilar gardening
4. Penanaman
langsung
Dengan
menggunakan atap hijau ini dapatmengurangi pemanasan global tentunya. Selain
itu menambah nilai estetika, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi hawa panas di perkotaan, membuat iklim gedung
menjadi sejuk dan menciptakan habitat hewan seperti kupu-kupu atau burung.
Saran
1. Pemerintah
kota sebaiknya mulai mencanangkan program atap hijau untuk mengurangi efek
pemanasan global
2. Setiap
pemilik gedung atau bangunan sebaiknya menerapkan atap hijau
DAFTAR PUSTAKA
http://bumihijaumu.org/atap-hijau-salah-satu-cara-‘menghijaukan’-kota/
“Atap
Hijau,
Salah Satu Cara ‘Menghijaukan’ Kota”